Analisis
dalam Strategi Persaingan Global : Analisis Industri
PENDAHULUAN
Suatu industri berbeda
antara satu dan lainnya didasarkan atas karekteristik ekonomi, situasi
persaingan, dan prospek perkembangannya di masa datang. Tingkat perubahan
berbagai faktor seperti teknologi, ekonomi, pasar dan persaingan akan bergerak
dalam satu range tetentu mulai dari yang lambat sampai dengan yang cepat.
Analisis industri dan persaingan akan menggunakan alat dan teknik tertentu bagi
perusahaan untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan dan kemudian membentuk
kekuatan dalam menghadapi persaingan.
Pengertian industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang, jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan[1].
Beberapa hal yang dapat
diidentifikasikan sebagai faktor ekonomi yang utama yang berpengaruh dalam
membentuk kekuatan suatu industri adalah market size, lingkup persaingan,
tingkat pertumbuhan pasar dan siklus kehidupan industri, jumlah pesaing dan
besaran relatif dari masing-masing perusahaan pesaing, jumlah dan besaran
relatif pembeli potensial, dorongan untuk melakukan integrasi ke depan dan ke
belakang, serta kemudahan dan hambatan untuk memasuki atau keluar dari jenis
industri.
Industri sangat erat kaitannya
dengan persaingan. Karena tak mungkin suatu industri hanya berdiri sendiri
tanpa adanya hubungan dengan industri lain. Suatu industri memproduksi suatu
produk tentunya juga menggunakan bahan yang diperoleh dari industri lain. Untuk
itu, satu industri dengan industri lain itu selalu berhubungan dan tak jarang
melakukan persaingan.
TEORI
Analisis industri
merupakan kombinasi antara ekonomi industri dan strategi. Diawali dengan adanya
tambahan atas teori organisasi industri oleh Joe S. Bain (1950-an) yang menyatakan
bahwa struktur industri tidak hanya terbatas pada ukuran besarnya industri,
tetapi juga ditentukan dengan mobilitas hambatan masuk ke dalam industri.
Selanjutnya berkembang teori struktur industri yang berdasarkan pada premis
bahwa perbedaan tingkat keuntungan perusahaan merupakan fungsi kekuatan pasar
yang didorong oleh struktur inter-industri dan intra-industri. Porter
menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi
persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat
memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
Ruang lingkup kelima
kekuatan bersaing tersebut yang pertama yaitu ancaman persaingan segmen yang
ketat, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang
banyak, kuat, atau agresif. Kedua, ancaman pendatang baru, daya tarik segmen
berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya. Ketiga,
ancaman produk substitusi, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat
substitusi produk yang aktual atau potensial. Keempat, ancaman peningkatan
kekuatan posisi tawar pembeli, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika
pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau
semakin meningkat. Dan yang terakhir, kelima yaitu ancaman peningkatan kekuatan
posisi tawar pemasok, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok
perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka
pasok[2].
Industri jika
dikelompokkan menurut jumlah penjual adalah sebagai berikut: monopoli murni,
hanya satu perusahaan yang menyediakan produk atau jasa tertentu diwilayah
tertentu. Oligopoli Murni, terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi
komoditas yang pada dasarnya sama. Oligopoli yang terdiferensiasi terdiri dari
beberapa perusahaan yang memproduksi produk yang terdiferensiasi secara parsial
(mobil, kamera), menurut lini mutu, fitur, mode atau pelayanan. Persaingan
Monopolistik, banyak pesaing yang mampu mendiferensiasikan tawaran mereka
secara keseluruhan atau sebagian. Persaingan Murni, banyak pesaing menawarkan
produk dan jasa yang sama. Struktur persaingan industri tertentu dapat berubah
dari waktu ke waktu[3].
Hambatan masuk yang
utama menyangkut suatu perusahaan diantaranya persyaratan modal, skala
ekonomis, persyaratan hak paten dan lisensi, kelangkaan lokasi, bahan baku,
atau distributor, persyaratan reputasi. Bahkan setelah perusahaan masuk ke
industri tertentu, ia mungkin menghadapi hambatan mobilitas sewaktu ia berusaha
memasuki segmen-segmen pasar yang lebih baik. Hambatan keluar yang sering
dihadapi perusahaan, seperti tanggung jawab hukum dan moral terhadap pelanggan,
kreditor dan karyawan, pembatasan pemerintah, nilai sisa aset yang rendah
akibat terlalu terspesialisasi atau using, kekurangan peluang alternatif,
integritas vertikal yang tinggi dan hambatan yang emosional[4].
Setiap industri
memiliki beban biaya tertentu yang banyak membentuk tindakan strateginya.
Perusahaan merasa lebih bermanfaat untuk melakukan integritas kehulu atau
kehilir (integrasi vertikal). Produsen besar minyak bumi melakukan eksploitasi
minyak bumi, pengeboran minyak bumi, penyulingan minyak bumi, produksi bahan
kimia, dan pengoperasian jasa reparasi kendaraan. Tingkat globalisasi
perusahaan di industri global harus bersaing secara global, jika mereka
mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir teknologi[5].
ANALISIS
Dunia ini semakin
berubah dengan pesat, begitu pula pola pikir konsumen sehingga menuntut
perusahaan untuk lebih kreatif dan kompetitif. Selain itu, masalah pesaing juga
harus benar-benar diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diketahui dari pesaing:
kelengkapan mutu, desain dan bentuk produk, harga yang ditawarkan, saluran
distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki, promosi yang dijalankan, rencana
kegiatan pesaing ke depan.
Untuk mengetahui
informasi tersebut, maka perusahaan perlu mengadakan analisis pesaing dengan
cara; mengidentifikasikan pesaing, menentukan sasaran pesaing, identifikasi
strategi pesaing, analisis kekuatan dan kelemahan pesaing, menentukan sasaran pesaing,identifikasi
reaksi pesaing dan strategi menghadapi pesaing.
Dari kegiatan itu akan
dapat diketahui: siapa pesaing kita, apa sasaran yang ingin mereka capai,
bagaimana strategi yang mereka lakukan, apa dan dimana kekuatan dan kelemahan
pesaing, bagaimana pola reaksi mereka, siapa saja yang perlu diserang terlebih
dahulu, bagaimana cara menyerangnya, dan pesaing mana yang perlu dihindari
terlebih dahulu.
Untuk menghadapi
pesaing, maka kita harus mengetahui strategi dan sasaran yang diinginkan pesaing
sehingga kita dapat menindaklanjutinya dengan mengeluarkan strategi-strategi
yang dapat mematahkan strategi pesaing kita.
Contoh Kasus :
Tingginya jumlah
pelanggan dan tantangan di industri telekomunikasi yang semakin berat telah
mendorong Telkomsel mengembangkan strategi baru. Strategi baru diharapkan mampu
mendukung pertumbuhan yang tinggi operator ini.
1.
Telkomsel
akan mengedepankan pendekatan pada komunitas
Dalam hal ini,
komunitas pelanggan dikelompokkan menjadi dua yakni komunitas pengguna layanan
dasar yakni pelanggan yang membutuhkan layanan suara dan SMS serta komunitas
pelanggan yang membutuhkan layanan lebih tinggi. "Kelompok kedua adalah
pengguna value added services seperti Blackberry, broadband, atau layanan
lifestyle yang saat ini marak. Telkomsel juga akan meningkatkan sinergi dengan
induk yakni Telkom dan Singapore Telecommunication serta mitra lain. Melalui
sinergi diharapkan tercipta cost effisiensi. Telkom menguasai 65 persen saham
Telkomsel, sementara Singapore Telecommunication 35 persen.
2.
Peningkatan
kualitas layanan.
Kualitas akan menjadi
salah satu aspek penting dalam menarik minat pelanggan saat perang tarif masih
terjadi. Dengan demikian kualitas layanan akan menjadi nilai tambah bagi
konsumen. Disisi lain Telkomsel juga akan mengedepan 3L yakni leading concept,
leading system dan leading teamwork. Elemen elemen ini yang diharapkan mampu
mendukung Telkomsel menjaga pertumbuhan yang tinggi.
REFERENSI
Analisis
dalam Strategi Persaingan Global : Keunggulan Kompetitif
PENDAHULUAN
Manajemen strategis
adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif
(competitive advantage) (David, 2006). David (2006) menyatakan definisi
keunggulan kompetitif merupakan kumpulan strategi untuk menentukan keunggulan
suatu perusahaan dari persaingan di antara perusahaan lain. Strategi kompetitif
meliputi biaya rendah dan diferensiasi. Selanjutnya dikombinasikan kedua strategi
tersebut disebut fokus.
Sedangkan menurut
Porter (1994) keunggulan kompetitif pada dasarnya berkembang dari nilai yang
mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya
perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar,
dan untuk manfaat yang sepadan atau memberikan manfaat unik yang lebih dari
pada sekedar mengimbangi harga yang lebih tinggi.
Ketika sebuah
perusahaan dapat melakukan sesuatu dan perusahaan lainnya tidak dapat, atau
memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya. Hal tersebut menggambarkan
keunggulan kompetitif. Memiliki dan menjaga keunggulan kompetitif sangat
penting untuk keberhasilan jangka panjang dari suatu organisasi. Mengejar
keunggulan kompetitif mengarah pada kesuksesan dan kegagalan organisasi.
Peneliti dan praktisi manajemen strategis berkeinginan mengetahui sifat dan
peran keunggulan kompetitif dalam berbagai industri, (David: 2006).
Umumnya, sebuah
perusahaan mampu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif hanya untuk periode
tertentu karena ditiru pesaing dan melemahnya keunggulan tersebut. Jadi,
tidaklah cukup untuk memiliki keunggulan kompetitif. Perusahaan harus berusaha
untuk mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutann (suistainable competitive
advantage) dengan secara terus menerus beradaptasi dengan tren dan kejadian
eksternal.
Inovasi nilai merupakan
batu pijak untuk samudera biru. Inovasi nilai menurut Kim dan Mauborgne (2005)
diciptakan dalam wilayah di mana tindakan perusahaan secara positif
mempengaruhi struktur biaya dan tawaran bagi pembeli. Penghematan biaya
dilakukan dengan menghilangkan dan mengurangi faktor-faktor yang menjadi titik
persaingan dalam industri. Variabel inovasi nilai dibentuk berdasarkan nilai
pembeli dan biaya.
TEORI
Menurut Porter (1994)
keunggulan kompetitif adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan
ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri
yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki
kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi
pemasaran yang efektif. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Porter, beberapa
cara untuk memperoleh strategi generik yang diklasifikasikan dalam tiga
kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan fokus untuk dapat meraih
keunggulan kompetitif.
Keunggulan kompetitif
dapat tercipta apabila terdapat kesepadanan antara distinctive competencies dari
sebuah perusahaan dengan faktor-faktor kritis untuk sukses dalam industrinya
yang memungkinkan perusahaan dapat mengungguli pesaingnya (Bannett, 1988).
Terdapat dua cars untuk
mencapai keunggulan kompetitif, yaitu:
1. Keunggulan
kompetitif dapat tercapai apabila perusahaan melakukan strategi biaya yang memungkinkan
untuk menawarkan produk pada harga yang lebih rendah dibanding pesaing.
2. Keunggulan
kompetitif juga dapat dicapai dengan strategi diferensiasi produk sehingga pelanggan
mempunyai persepsi tentang manfaat mufa. kat unik yang membenarkan harga tinggi.
Lima strategi
kompetensi dasar dalam bersaing dalam strategi keunggulan kompetitif untuk
bisnis yang sukses :
1. Strategi
Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy) Menjadi produsen rendah biaya
dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu menurunkan biaya bagi pemasok
dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.
2. Strategi
Diferensiasi (differentiation strategy) Mengembangkan cara-cara untuk
membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau mengurangi keunggulan
diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada
produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang unik/niche
market.
3. Strategi
Inovasi (innovation strategy) Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis.
Strategi ini dapat melibatkan pengembangan produk dan atau jasa yang unik guna
memasuki pasar yang unik /niche market. Hal ini juga dapat melibatkan perubahan
radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi atau mendistribusikan produk dan
layanan dari mayoritas jenis dan cara yang ada.
4. Strategi
Pertumbuhan (growth strategy) Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan
untuk menghasilkan barang dan jasa, ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke
produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk dan jasa terkait.
5. Strategi
Aliansi (alliance strategy) Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan
pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan lain. Hubungan ini bisa
berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan “perusahaan virtual,” atau
pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjanjian distribusi antara pelaku usaha
dengan mitra dagangnya.
ANALISIS
Kondisi perekonomian
dewasa ini sudah menunjukkan kecenderungan yang bersifat global. Hubungan antar
negara atau bangsa-bangsa didunia di bidang ekonomi mulai tidak mengenal batas-batas
wilayah negara secara geografis. Kenichi Ohmae (1995) menyebut masa sekarang
sebagai masa berakhirnya negara bangsa dan masa munculnya negara wilayah.
Negara wilayah terbentuk dari beberapa negara bangsa disuatu wilayah yang
membuat kesepakatan untuk melakukan perdagangan bebas.
Contoh Kasus :
Tiga poros kekuatan
ekonomi Tiga poros kekuatan ekonomi ini meliputi Amerika serikat (AS), Jepang,
dan ma syarak a t Er opa (ME) . Kombinasi Produk Domestik Bruto (PDB) dari ketiga
poros tersebut membentuk dua pertiga PDB dunia, yaitu AS 26%, ME 25% dan Jepang
14%. Ekspor—impor mereka menguasai empat perlima dari ekspor impor d'unia.
Volume perdagangan antara ketiga poros itu sebesar dua pertiga dari perdagangan
dunia. Sedangkan investasi langsung asingnya (Foreign Direct Investment/FDI) mencapai
tiga perempat dari arus keluar FDI dunia dan dua pertiga dari arus masuk FDI dunia
pertahunnya (Dharmesta, 1997). Meskipun dominasinya terus menurun, namun ketiga
poros tersebut masih menjadi pusat perekonomian global diabad 21.
REFERENSI
David, Fred R. 2006,
Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.
Porter, Michael E.
1985, “Competitif Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance”, New
York: Macmillan.
Analisis
dalam Strategi Persaingan Global : Persaingan Global dan Keunggulan Kompetitif
Nasional
PENDAHULUAN
Indonesia adalah
negara kepulauan yang
besar, terdiri atas
17.504 pulau dengan keragaman dan kekayaan budaya bangsa.
Terdapat 1.068 suku bangsa, dan 665 bahasa daerah di seluruh Nusantara.
Indonesia dikaruniai iklim
subtropis yang bersahabat, tanah yang
subur, serta alam yang sangat
indah. Selain itu, Indonesia kaya
dengan spesies langka fauna
mencakup mamalia, kupu-kupu,
reptil, burung, unggas,
dan amfibi berjumlah 3.025
spesies dan flora sekitar 47.000
spesies atau setara dengan 12% dari seluruh spesies
tumbuhan di dunia. Dalam bidang seni dan
budaya terdapat sedikitnya 300 gaya tari tradisional yang berasal dari Sabang
sampai Merauke. Potensi sumber daya alam dan keragaman budaya di atas merupakan
potensi ekonomi yang besar yang
dapat mendukung tumbuhnya
ide/gagasan dan kreativitas masyarakat. Potensi ekonomi yang berasal dari ide/gagasan
kreatif masyarakat yang menyatu
dengan keragaman budaya dan
alam tersebut dapat
melahirkan berbagai produk yang
unik dan kreatif
sehingga mendukung tumbuhnya
ekonomi kreatif. Keragaman budaya
tersebut memunculkan aneka
ragam kerajinan dan
produk Indonesia serta memunculkan berbagai bakat (talent) masyarakat di
bidang ekonomi kreatif. Input
utama ekonomi kreatif
adalah ide dan
kemampuan berpikir yang
tidak terhingga. Dengan
komposisi jumlah penduduk usia muda sebesar 43% atau sekitar 103 juta orang
(Djumena 2011), Indonesia memiliki basis sumber daya manusia yang kuat untuk
mengembangkan ekonomi kreatif,
karena penduduk usia
muda pada umumnya memiliki daya
kreasi dan daya cipta yang lebih besar dari pada penduduk usia tua. Ekonomi
kreatif juga membantu meningkatkan soft
power Indonesia dan memberi dampak positif pada kehidupan sosial,
karena mereka yang bekerja di sektor ini pada umumnya lebih
berbahagia dan bersemangat, serta
menularkannya ke orang
lain. Ekonomi kreatif juga
bersifat ramah lingkungan
(green community) dan
tahan terhadap krisis, sehingga
pemerintah Indonesia sudah
seharusnya menyandarkan pertumbuhan
ekonominya kepada peran ekonomi kreatif yang lebih besar mengingat investasi
yang dibutuhkan dalam sektor ekonomi kreatif juga relatif lebih sedikit.
TEORI
Persaingan Global
merupakan suatu tahapan perkembangan fenomena budaya yang mau tak mau harus dilalui
oleh perjalanan peradaban maupun sendi-sendi kehidupan manusia. Yang penting
adalah, bagaimana menyikapi dan mempersiapkan diri menyongsong datangnya
fenomena tersebut.
Negara-negara di Eropa
dalam menyikapi pasar global yaitu dengan
menumbuhkembangkan dan meningkatkan kelompok usaha kecil dan menengah.
Kebijakan untuk lebih memusatkan arah pandangan ke usaha kecil dan menengah
(UKM) telah menjadi kecenderungan waktu
itu, di mana semakin banyaknya dan meratanya peranan UKM tersebut, maka
dinamika perekonomian akan lebih cepat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
luas dengan lebih merata.
Selanjutnya, ini bisa
menjadi pandangan bagi negara-negara lain, bahwa UKM lebih bisa diandalkan
karena merupakan simbol kemandirian suatu negara. Akan tetapi, seberapapun
besar skala usaha yang dijalankan pada saat ini, akan selalu dihadapkan pada
permasalahan yang kadang membuat usaha tumbang dan terkapar, yaitu persaingan.
Semakin maju dan berkembang perekeonomian dalam suatu negara, maka akan semakin
ketat pula persaingan.
Ekonomi
Kreatif di Indonesia
Fokus pemerintah terhadap
ekonomi kreatif baru dimulai pada
tahun 2006, dengan ditunjuknya Kementerian
Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pariwisata, untuk
mengawal ekonomi kreatif
melalui program Indonesia
Design Power 2006-2010, yaitu
suatu program pemerintah untuk
meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar domestik maupun untuk
tujuan ekspor namun tetap memiliki karakter nasional. Perhatian terhadap
ekonomi kreatif baru disadari setelah terbukti bahwa kontribusi ekonomi kreatif
terhadap perekonomian nasional ternyata sangat
besar. Kemudian, pada
tahun 2011 ekonomi
kreatif dimasukkan dalam Kementerian Pariwisata, karena ekonomi
kreatif dianggap memiliki keterkaitan yang erat dengan sektor pariwisata.Target
kontribusi ekonomi kreatif terhadap pembentukan pendapatan
negara adalah 10% pada
tahun 2016. Dengan
melihat potensi kekayaan
budaya dan alam
yang dimiliki serta dukungan yang besar
mulai dari masyarakat
lokal, institusi formal (pemerintah), lembaga
pendidikan, agen, studio,
toko, sampai pada
keberadaan komunitas dan institusi, maka optimisme tercapainya target
tersebut sangatlah besar.
ANALISIS
Pasar global merupakan
psar berskala dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar global
melibatkan seluruh kegiaan perdagangan dari seluruh dunia. Keberadaan pasar
global memberikan dampak positif dan negatif. Untuk menanggulangi dampak
negatif dan mengoptimalkan dampak positif, maka Indonesia harus menyiapkan
srategi untuk dapat bertahan di dalam persaingan pasar global. Strategi
tersebut antara lain pemilihan produk; perang harga; mengembangkan modal
manusia; moving, caring, dan inovating; strategi pemasaran; keunggulan lokasi;
strategi aliansi; strategi pemayaran pasar; dan memandang kompetisi sebagai
sebuah energi. Strategi tersebut apabila diterpakan dengan baik akan membantu
Indonesia bertahan dalam persaingan dalam pasar global.
Ekonomi kreatif
di Indonesia memiliki
potensi dan memberi
kontribusi yang signifikan
terhadap PDB, nilai ekspor dan tingkat penyerapan tenaga kerja. Ekonomi kreatif juga dapat menciptakan iklim
bisnis yang positif dan membangun citra
serta identitas bangsa melalui
potensi keragaman budaya.
Di samping potensi
di atas, terdapat pula
beberapa hambatan dalam
pengembangan ekonomi kreatif,
seperti: pembajakan, daya beli masyarakat yang masih rendah, kurangnya
pendidikan khusus di bidang ekonomi kreatif, kualitas output yang masih rendah,
dan aspek pembiayaan yang tidak bankable.
Oleh karena itu, perlu perencanaan dan strategi pengembangan ekonomi
kreatif di Indonesia dengan menempatkan ekonomi kreatif sebagai prioritas dalam
meningkatkan perekonomian dan daya saing global.
REFERENSI
https://lindapermatablog.wordpress.com/2016/02/13/artikel-strategi-menghadapi-persaingan-pasar-global/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar